Pada 24 dan 25 Juli 2024, Aula Truntum di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta dipenuhi dengan semangat antusias dari 200 siswa SMP dan MTs. Mereka berkumpul untuk berpartisipasi dalam sebuah acara yang didedikasikan untuk pelestarian bahasa daerah. Kegiatan ini dihadiri oleh para pemimpin lembaga pendidikan di kota tersebut, yaitu Kepala Balai Bahasa DIY, Dra. Dwi Pratiwi, M.Pd. dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta, Budi Santoso Asrori, S.E., M.Si..
Sambutan yang Menginspirasi
Dalam sambutannya, Dra. Dwi Pratiwi mengajak para siswa untuk menjadi generasi yang sadar akan pentingnya bahasa daerah. Ia menekankan betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga dan melestarikan bahasa tersebut, setidaknya di lingkungan sekolah mereka. Ia menyebut bahwa bahasa daerah adalah identitas yang harus dijaga dan dilestarikan dengan bangga.
Senada dengan itu, Budi Santoso Asrori mengajak para peserta untuk mencintai dan memelihara bahasa Jawa, bahasa yang menjadi identitas khas masyarakat Yogyakarta. Ia menekankan bahwa sebagai penduduk daerah istimewa, kewajiban melestarikan bahasa Jawa adalah tanggung jawab bersama.
Pelatihan yang Menginspirasi
Dua narasumber dihadirkan untuk memberikan wawasan dan keterampilan kepada para peserta. Mulyanto, M.Hum., memberikan materi mengenai "Kondisi bahasa Daerah di Indonesia". Ia menjelaskan tentang kondisi bahasa daerah di Indonesia yang memerlukan perhatian dan upaya pelestarian. Peserta diajak untuk memahami betapa kayanya warisan bahasa yang dimiliki Indonesia dan pentingnya menjaga keberagaman tersebut.
Narasumber kedua, Murwantara, menyampaikan materi mengenai "Aktivitas Pelindungan Bahasa Daerah dengan Menyusun Teks Deskripsi dan Narasi Berbahasa Daerah". Dalam sesi ini, peserta diajarkan cara melindungi bahasa daerah melalui penulisan teks deskripsi dan narasi. Keterampilan ini diharapkan dapat membantu mereka mengekspresikan diri dalam bahasa daerah dan sekaligus berkontribusi pada pelestariannya.
Antusiasme Peserta
Antusiasme para siswa terlihat jelas sepanjang kegiatan. Mereka aktif bertanya, berdiskusi, dan memberikan respons yang baik kepada para pemateri. Semangat mereka menjadi bukti bahwa generasi muda siap untuk mengambil peran dalam melestarikan bahasa daerah. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membangkitkan rasa cinta dan bangga terhadap bahasa dan budaya mereka sendiri.
Dengan adanya acara seperti ini, diharapkan semakin banyak generasi muda yang sadar akan pentingnya melestarikan bahasa daerah. Langkah kecil dari Aula Truntum ini bisa menjadi awal dari gerakan besar yang akan menjaga bahasa dan budaya kita tetap hidup dan berkembang.
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
~ Terima kasih sudah berkunjung. Silakan berkomentar di sini. Komentar Anda sangat berharga bagi saya. Jangan ada spam, SARA, pornografi, dan ungkapan kebencian. Semoga bermanfaat. ~