Membaca postingan dalam capture posting tersebut, saya
pun kembali tergeragap. TORCH! Akronim dari Toxoplasma, Rubella, CMV dan
Herpes itu begitu dahsyat menghantui keluarga kecil kami beberapa tahun
terakhir ini. Kami yang terlambat menyadari, kami terlambat mengetahui,
sehingga menjadi lantaran anak pertama kami dipanggil lagi oleh Gusti
Allah, pun anak kedua kami juga masih mendapatkan efek dari salah satu
virus TORCH, yaitu CMV.
Saya yakin banyak orang tua di mana pun
berada yang minim pengetahuan soal TORCH ini, bahkan kadang
tenaga medis
pun kurang ngeh dengan efek dahsyat virus tersebut. Karena minim
pengetahuan tersebut, sehingga hanya bisa berpasrah tanpa screening
medis maupun alternatif, menganggap bahwa demikianlah adanya apa yang
digariskan Tuhan untuk anak mereka. Kepasrahan dan ketidaktahuan yang
hanya akan berujung pembiaran pada nasib buah hati. Anda yang tahu
Cerebral Palsy (lumpuh otak), Global Development Delay, hipotonus (lemas
otot), spastik (otot kaku), kebocoran jantung, gangguan pendengaran
(ATR), pasti akan mafhum akan efek dahsyat virus tersebut. Ya, semua
gangguan tadi bisa disebabkan oleh virus TORCH.
TORCH bisa
dipelajari, insyaallah bisa diobati untuk meminimalkan efek pada tubuh
manusia. Ada juga terapi-terapi khusus untuk memaksimalkan potensi
tumbuh kembang pada anak-anak. Memang semua itu ikhtiar dengan hasil
Tuhan yang menentukan, tetapi bukankah itu lebih baik daripada sebuah
pembiaran?
Sebenarnya ada komunitas-komunitas yang dengan gigih
berjuang menyosialisasikan tentang TORCH tersebut. Beragam media entah
online maupun offline digunakan. Beruntung para orang tua yang melek
media tentu akan dengan mudah mendapatkan info tersebut. Tetapi,
bagaimana dengan mereka yang berada di lokasi terpencil, pegunungan,
yang sulit mendapatkan akses seperti itu? Tentu menjadi tugas kita
bersama, yang sudah mengetahui informasi tentang TORCH dan juga
(seharusnya) pemerintah berperan besar dalam hal ini.
Kampanye
tentang TORCH perlu lebih digalakkan. Di dunia pendidikan, terutama
pendidikan kesehatan, materi TORCH ini saya kira wajib diberikan
seberapapun porsinya agar nanti bisa disebarluaskan ke masyarakat. Calon
pengantin, pasangan yang akan program hamil, adalah sasaran utama
kampanye ini. Tes darah untuk mengetahui ada atau tidaknya keberadaan
virus TORCH sangat diperlukan sebelum semuanya terlambat.
Sekali
lagi, pemerintah memegang peran penting. Selama ini yang disorot lebih
banyak yaitu bahaya rokok, narkoba, HIV/AIDS, ISPA, demam berdarah,
penyakit jantung, karena dipandang sebagai 'yang sangat berbahaya'.
Padahal, dampak dari virus TORCH pun demikian dahsyat untuk sebuah
generasi. Sangat riskan membiarkan virus TORCH terus berkembang tanpa
menggalakkan kampanye tentang TORCH secara lebih intensif.
Memang, berbagai tes untuk mengetahui keberadaan virus-virus tersebut
tidak bisa dikatakan murah. Silakan mencari tahu di RS atau laboratorium
yang Anda ketahui.
Mohon maaf, tulisan ini hanyalah uneg-uneg
dari seorang ayah, yang memiliki dua anak dengan infeksi CMV, salah satu
bagian dari TORCH. Kami masih beruntung bisa belajar dari
komunitas-komunitas online yang ada dan dengan tulus berbagi tentang
TORCH.
Dengan tulisan ini, saya hanya bermaksud untuk sekadar
berbagi. Jangan sampai terlambat mengetahui hingga menjadi terlambat
semuanya.
Salam hangat,
Ayah Hanum
#TORCH
#CMV
#Rumah Ramah Rubella
Begitu dahsyat efek virus TORCH, ya...
BalasHapusBenar, virus TORCH sangat berbahaya, terutama bagi anak dan ibu hamil. Tes TORCH sebelum hamil sangat dianjurkan untuk menghindari infeksi yang tidak diinginkan.
Hapus