Sumber Gambar: http://gambar.radarpena.com/ |
Tulisan ini tidak murni tulisan saya. Ini adalah berita yang saya comot dari website tempo.co. Berita tersebut mengenai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang serius emmajukan dunia literasi atau sastra Indonesia. Hal itu tentu menjadi angin segar bagi penulis. Sudah menjadi hal yang umum bahwa menjadi penulis masih 'belum menjanjikan' di negara ini. Silakan menikmati beritanya berikut ini. Jangan lupa siapkan kopi atau teh agar ide tetap mengalir. :D
======================================
TEMPO.CO, Jakarta
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serius memajukan dunia literasi
atau
sastra Indonesia. Salah satu kebijakan yang akan dilaksanakan
adalah memberi semacam beasiswa bagi para penulis untuk menghasilkan
karyanya. "Kami memberi fasilitas supaya mereka berkarya," kata Menteri
Pendidikan Anies Baswedan, dalam wawancara khusus, Selasa pekan lalu.
Selain
dana untuk meningkatkan kualitas karya sastra, Anies juga berencana
memberikan kemudahan bagi penulis untuk menerjemahkan karyanya ke bahasa
asing. "Tujuannya agar sastra Indonesia lebih dikenal dunia," kata
Anies merujuk sukses penyelenggaraan Frankfurt Book Fair di Jerman tahun
lalu.
Berikut ini petikan wawancara Tempo dengan Anies itu.
Bagaimana kelanjutan rencana dana penerjemahan karya sastra seperti yang dijanjikan pemerintah di Frankfurt Book Fair (FBF)?
Untuk
menerjemahkan karya sastra, kita harus aktif. Banyak buku Indonesia,
dari fiksi sampai nonfiksi, yang layak dibaca dunia. Tantangannya adalah
memperbaiki sistem penilaian biaya. Ongkos terjemahan masih satuan
rupiah, sementara penerjemah bermutu tidak berada di Indonesia. Dari FBF
sudah terbuka soal standar biaya tiap negara. Itu jadi patokan,
sehingga Kementerian Keuangan punya rujukan.
Bagaimana menepis dugaan kolusi dalam menentukan siapa yang layak mendapat dana itu?
Ada
tim kurasi yang akan ditunjuk. Ada namanya Komite Buku, yang menentukan
karya siapa yang layak diterjemahkan. Karena ini uang rakyat dipakai
untuk biaya promosi Indonesia di dunia internasional. Penilaiannya dari
para ahli itu, yang diambil dari orang-orang independen. Kementerian
Pendidikan cuma memfasilitasi.
Apa lagi yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan karya sastra nasional?
Ada
program untuk penulis agar menulis penuh konsentrasi, mereka dibiayai
hidupnya di luar negeri. Sastrawan kita potensinya dahsyat. Sekarang
kami bikin program pengiriman sastrawan ke tempat-tempat mereka bisa
berkonsentrasi untuk berkarya. Bukan untuk mengisolasi diri, melainkan
ke tempat yang bisa merangsang mereka untuk kreatif, termasuk melakukan
riset. Sifatnya seperti beasiswa, mereka melamar dan dibiayai hidupnya.
Bisa tiga bulan, enam bulan, atau sembilan bulan. Sedang disusun proses
dan sebagainya. Anggarannya sudah dialokasikan.
Itu untuk fiksi?
Awalnya
untuk sastrawan. Mereka itu orang-orang yang berkemampuan menaklukkan
diri sendiri untuk bisa menghasilkan tulisan panjang penuh imajinasi.
Dana ini bertujuan agar sastra Indonesia dikenal dunia. Setelah
Frankfurt Book Fair transaksi hak cipta buku Indonesia meledak. Mereka
membeli hak cipta karya Indonesia untuk diterjemahkan. Dari 200 pada
2014 menjadi lebih dari 500 pada 2015.
Berapa besar anggarannya?
Sudah
dialokasikan. Saya sampaikan, bergeraknya jangan berdasarkan besarnya
anggaran. Presiden sudah menggarisbawahi jangan mengejar serapan
anggaran tanpa memikirkan kualitas. Akan kami buka dulu, lalu lihat
animonya. Kalau dibutuhkan lebih, ya, akan kami tambah. Kalau yang ada
sedikit, ya, yang sedikit itu saja dulu.
Apa bentuk pertanggungjawaban si penerima dana?
Mereka harus menghasilkan karya.
Berapa dana yang diterima tiap penulis?
Beda-beda.
Yang penting mereka di sana bisa berkonsentrasi, tidak khawatir tentang
biaya hidup. Buat apa dikirim ke sana kalau harus kerja mencuci piring,
misalnya? Dicukupkan kebutuhannya karena republik ini membutuhkan
karya-karya mereka. Kami memberi fasilitas supaya mereka berkarya.
Sumber berita: https://nasional.tempo.co/read/news/2016/04/06/173760236/anies-baswedan-pemerintah-sediakan-dana-bagi-penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
~ Terima kasih sudah berkunjung. Silakan berkomentar di sini. Komentar Anda sangat berharga bagi saya. Jangan ada spam, SARA, pornografi, dan ungkapan kebencian. Semoga bermanfaat. ~